SKOR.id – Bulan-bulan musim dingin menjadi momen yang sulit bagi mereka yang mencoba menjalani gaya hidup sehat. Cuaca dingin sering membuat seseorang mendambakan makanan yang nyaman dan jadwal yang sangat sibuk tidak menyisakan banyak waktu atau energi untuk menyiapkan makanan sehat.Salah satu trik untuk menghadapi bulan-bulan musim dingin yang panjang adalah memastikan mengonsumsi makanan yang bergizi dan mengenyangkan tanpa perlu berbelanja atau merencanakan sebelumnya.Membuat semangkuk makanan bergizi nan hangat menjadi solusi pada hari-hari yang dingin. Hidangan ini mengenyangkan, menarik, lezat, dan penuh dengan protein dan nutrisi.&nbsp;Sejumlah orang bahkan menganggapnya sebagai karya seni karena makanan ini bisa menggunakan biji-bijian, protein, sayuran dan bumbu apa pun yang diinginkan berdasarkan perasaan seseorang pada hari itu (dan apa yang ada di lemari es).Berikut sejumlah tips untuk membuat semangkuk makanan untuk musim dingin yang menariknya tanpa resep khusus.Memilih Bahan DasarBiasanya ketika Anda memesan semangkuk makanan dari restoran, mereka memberikan biji-bijian sebagai bahan dasar. Pilihlah yang Anda sukai, entah itu beras merah atau quinoa, dan simpanlah di lemari es.&nbsp;Anda juga dapat menggunakan pasta berprotein, seperti pasta lentil atau pasta buncis atau kembang kol yang sudah dibekukan, baik yang dibeli di toko, dibekukan, atau dibuat sendiri, jika Anda ingin memasukkan lebih banyak sayuran.&nbsp;Tambahkan sekitar 1 porsi bahan dasar apa pun yang Anda pilih, sehingga memenuhi dasar mangkuk. Saya suka menjaga agar bahan dasar tetap hangat, karena itu konsep mangkuk musim dingin, tetapi jika Anda lebih suka biji-bijian Anda dingin, itu juga bisa!Tambahkan ProteinPilihannya protein yang dapat ditambahkan ke dalam mangkuk Anda tidaklah terbatas. Semua jenis daging ayam bisa digunakan: dada, daging potong dadu, panggang, suwir, hingga ayam tender. Atau Anda dapat menggunakan daging babi, daging sapi giling, ikan atau kalkun.&nbsp;Jika Anda vegetarian atau ingin lebih banyak mengonsumsi protein nabati, Anda dapat mengeringkan dan membilas kacang hitam, buncis atau lentil atau menggunakan tahu atau tempe. Anda bisa memasak dan membumbui protein ini sesuka Anda - tidak ada cara yang salah!&nbsp;Tambahkan Sayuran&nbsp;Anda memang sebaiknya menyetok sayuran di lemari es. Dari situ, Anda bisa membuat berbagai jenis masakan dengan memanggang kubis Brussel, ubi jalar, brokoli atau kembang kol agar siap saji.&nbsp;Dalam keadaan darurat, Anda juga bisa memanaskan beberapa sayuran beku dalam microwave. Jika tidak ingin mangkuk menjadi hangat, Anda juga bisa mengiris tomat, mentimun dan bayam sebagai sayuran,Akhiri dengan Tambahan Bumbu dan Lemak SehatMenggunakan bumbu seperti garam laut, merica, serpihan cabai merah atau bawang putih benar-benar dapat membumbui mangkuk. Dan berbicara tentang membumbui, selain atau sebagai pengganti bumbu, Anda dapat menggunakan saus kerbau, saus teriyaki, saus salad atau bumbu perendam untuk menambahkan variasi.&nbsp;Banyak orang suka menaruh bumbu dan/atau saus di atas mangkuk setelah menyusunnya, dan sebelum menambahkan lemak sehat.&nbsp;Menambahkan lemak sehat ke dalam mangkuk dapat membantu Anda merasa kenyang. Memasukkan sesuatu seperti 1/3 buah alpukat, potongan almond atau biji-bijian dapat menambah tekstur dan rasa ekstra pada mangkuk Anda yang membuat makanan terasa lebih mengenyangkan!&nbsp;<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/nim6VSBuhKg?si=hNivkwm_cLYOt2Pk" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Ikuti strategi sederhana ini untuk membuat makanan sehat bergizi dan mengenyangkan dalam hitungan menit untuk menghadapi musim dingin.

Culture

Menu Sehat Tanpa Resep untuk Hadapi Musim Dingin

SKOR.id – Pola makan (diet) Mediterania yang kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, lemak sehat, dan protein tanpa lemak seperti ayam dan ikan, dapat membantu mengurangi risiko tertular Covid-19. Demikian menurut analisis baru yang diterbitkan dalam jurnal PloS One.&nbsp;Para peneliti memeriksa data dari enam penelitian dengan lebih dari 55 ribu peserta yang mengisi kuesioner untuk menilai seberapa dekat mereka menjalankan pola makan ala Mediterania.&nbsp;Lima penelitian di antaranya menemukan bahwa orang dengan kebiasaan makan yang paling sejalan dengan pola makan Mediterania memiliki kemungkinan 5 hingga 25 persen lebih kecil untuk dilaporkan terkena infeksi Covid-19 dibanding orang yang pola makannya paling sedikit memiliki kesamaan dengan pola makan Mediterania.Bisakah Diet Mediterania Mengurangi Gejala Covid-19?Empat penelitian mengamati hubungan antara pola makan Mediterania dan gejala Covid-19. Tiga penelitian tidak menemukan adanya hubungan atau penelitian yang terlalu kecil untuk mengesampingkan kemungkinan bahwa hubungan tersebut terjadi secara kebetulan.&nbsp;Studi keempat mengamati gejala-gejala Covid-19 individu dan menemukan bahwa diet Mediterania dikaitkan dengan penurunan risiko beberapa gejala tersebut.&nbsp;Hal ini termasuk 68 persen lebih rendah kemungkinan mengalami kesulitan bernapas, 91 persen lebih rendah risiko batuk dan demam, 92 persen lebih rendah risiko sakit tenggorokan, dan 94 persen lebih rendah kemungkinan menggigil, mual, atau muntah.&nbsp;Tiga penelitian juga meneliti hubungan antara diet Mediterania dan Covid-19 parah yang memerlukan rawat inap. Meskipun ketiganya menunjukkan manfaat dari pengukuran ini, dengan pengurangan risiko antara 11 dan 78 persen, hanya satu yang memberikan hasil yang signifikan secara statistik.&nbsp;Perbedaan risiko berdasarkan pola makan pada dua penelitian lainnya terlalu kecil untuk mengesampingkan kemungkinan bahwa hubungan tersebut terjadi secara kebetulan.Penelitian Ini Memiliki Beberapa Keterbatasan&nbsp;Salah satu kelemahan penelitian baru ini adalah peneliti hanya melaporkan temuan dari penelitian yang diterbitkan sebelumnya. Mereka tidak melakukan apa yang dikenal sebagai meta-analisis yang mengumpulkan semua data dari penelitian sebelumnya untuk menghitung seberapa besar diet Mediterania dapat mengurangi risiko Covid-19.&nbsp;Keterbatasan lainnya adalah penelitian-penelitian sebelumnya tidak menilai secara objektif cara orang makan, apakah mereka tertular Covid-19, atau seberapa sakit mereka dengan mengacu pada rekam medis atau hasil tes Covid.&nbsp;Sebaliknya, penelitian ini mengandalkan partisipan untuk mengingat dan melaporkan secara akurat kebiasaan makan mereka di masa lalu dan infeksi Covid-19 yang mereka alami.Diet Mediterania Menekankan Makanan Anti-PeradanganMeski begitu, masuk akal untuk mempertimbangkan penerapan pola makan Mediterania untuk mengurangi risiko Covid-19, karena terdapat bukti adanya efek perlindungan dan karena pola makan tersebut dianggap paling sehat secara umum.&nbsp;Demikian keterangan peneliti senior studi, Andre Marolop Pangihutan Siahaan MD, PhD, dari departemen bedah saraf Universitas Sumatra Utara di Medan, Indonesia.Dokter Siahaan menjelaskan, menerapkan pola makan Mediterania untuk membantu mengurangi risiko Covid bukanlah ide yang buruk. Selain itu, pola makan mediterania juga bermanfaat untuk beberapa penyakit tidak menular, seperti jantung dan stroke.&nbsp;Siahaan menggarisbawahi jika secara khusus, banyak nutrisi dalam diet Mediterania memiliki sifat antioksidan, anti-inflamasi, dan meningkatkan kekebalan tubuh.&nbsp;Banyaknya makanan nabati mungkin menjadi salah satu alasan mengapa pola makan Mediterania dapat melindungi Anda dari Covid-19.&nbsp;Sebuah meta-analisis yang diterbitkan awal tahun ini di Clinical Nutrition mengumpulkan data tentang pola makan dan risiko Covid-19 dari tujuh penelitian dengan hampir 650 ribu partisipan dan menemukan bahwa pola makan nabati mengurangi risiko infeksi Covid-19 sekitar 34 persen dan kemungkinan tertular penyakit rawat inap sebesar 62 persen.&nbsp;“Pola makan ala Mediterania dan yang paling penting pola makan nabati sangat menjanjikan dalam hal mencegah tidak hanya infeksi Covid-19 tetapi juga rawat inap akibat infeksi Covid-19,” ujar Christos Mantzoros, MD, DSc, PhD, seorang profesor di Harvard Medical School dan direktur unit nutrisi manusia di Beth Israel Deaconess Medical Center di Boston, yang tidak terlibat dalam studi baru ini.&nbsp;<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/c1Mc2jK0lxA?si=e8t5nhZlfwtFb75v" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Mengonsumsi banyak buah-buahan, sayuran, biji-bijian, lemak sehat, dan protein tanpa lemak dikaitkan dengan penurunan risiko tertular Covid-19 hingga 25 persen. 

Latest Articles - Lemak Sehat

Menu Sehat Tanpa Resep untuk Hadapi Musim Dingin

Diet Mediterania Dapat Bantu Tangkal Covid-19